Jakarta – Pembalap Honda, Luca Marini, mencatatkan rekor minim insiden kecelakaan atau *crash* sepanjang musim ini, hanya tiga kali. Adik tiri legenda Valentino Rossi ini mengungkapkan bahwa “feeling” istimewa dengan motor Honda RC213V serta serangkaian peningkatan teknis pada tunggangannya menjadi faktor utama di balik kemampuannya menghindari kecelakaan di lintasan.
Marini menjelaskan, ia memiliki koneksi yang sangat baik dengan motornya, terutama pada bagian depan. Hal ini memungkinkannya untuk melakukan penyelamatan setiap kali ia hampir kehilangan kendali saat memacu motor hingga batas maksimal.
“Saya punya feeling yang sangat baik dengan motor ini,” ujar Marini. “Setiap kali saya memacu hingga batas maksimal, tetapi ketika saya kehilangan kendali di bagian depan, saya bisa menyelamatkannya, karena Honda memberi saya feeling yang sangat baik.”
Menurutnya, motor Honda kini jauh lebih “ramah” dibandingkan model sebelumnya, terutama dalam hal pengendalian bagian depan. Marini mengaku kerap mengambil risiko tinggi meski ia masih tertinggal jauh di belakang para pembalap terdepan.
Selain itu, Marini juga menyoroti perbaikan pada bagian belakang motor, khususnya terkait masalah ban. Ia menyebut adanya peningkatan teknis yang signifikan untuk mengatasi risiko *highside* atau terjatuh akibat kehilangan kontrol pada ban belakang.
“Kami telah membuat langkah maju yang sangat besar di area ini, dan motor sekarang jauh lebih mudah dan ramah untuk dikendarai, termasuk di bagian belakang,” jelasnya.
Kondisi Marini ini sangat kontras dengan sejumlah pembalap lain yang justru mencatat insiden *crash* sangat tinggi. Johann Zarco dari tim satelit LCR Honda, misalnya, menjadi pembalap yang paling banyak mengalami *crash* dengan total 28 kali sepanjang musim.
Diikuti oleh Jack Miller yang mengalami 25 *crash*, rekan setim Marini, Joan Mir, dengan 22 *crash*, dan Somkiat Chantra dari LCR Honda yang tercatat 8 kali mengalami insiden.

