JAKARTA – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, menarik perhatian investor di tengah prospek keuntungan. Pada Kamis (3/9/2025), harga emas Antam dipatok Rp 2.044.000 per gram.
Angka ini menunjukkan lonjakan Rp 9.000 dibandingkan sehari sebelumnya, sekaligus melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada 23 April 2025, yakni Rp 2.039.000 per gram. Namun, di balik euforia kenaikan ini, sejumlah analis memberikan peringatan agar investor tidak terjebak tanpa strategi investasi yang cermat.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai prospek emas dunia tetap positif, bahkan berpotensi mencapai kisaran 3.700–3.800 dollar AS per troy ounce tahun ini, atau sekitar 6–8 persen lebih tinggi. Meski demikian, ia mengingatkan adanya potensi koreksi harga yang signifikan.
“Investor dapat melakukan *profit taking* sekitar 30 persen dari total kepemilikan. Secara historis, koreksi besar sering terjadi setelah harga emas menembus level tertinggi. Investor bisa kembali masuk di harga yang lebih rendah,” ujar Lukman. Ia juga menyarankan investor pemula untuk menerapkan strategi *dollar cost averaging* (DCA), yaitu mengakumulasi emas secara bertahap untuk meminimalkan risiko membeli di harga terlalu mahal.
Sementara itu, Founder Traderindo, Wahyu Laksono, mengidentifikasi sejumlah faktor global yang akan terus mendorong kenaikan harga emas. Ini termasuk ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed, inflasi global, meningkatnya permintaan emas dari bank sentral, dan ketidakpastian geopolitik.
Menurut Wahyu, momentum terbaik untuk membeli emas adalah saat terjadi koreksi harga yang signifikan. “Momentum beli yang direkomendasikan untuk hasil optimal adalah saat terjadi koreksi harga yang signifikan di tengah ekspektasi penurunan suku bunga global yang semakin jelas, atau ketika ketidakpastian ekonomi maupun geopolitik meningkat tajam,” jelasnya.
Wahyu juga menekankan pentingnya mengatur porsi investasi emas agar tidak menempatkan seluruh aset pada instrumen ini. Ia menyarankan porsi ideal sekitar 5–15 persen dari total aset. Dalam hal bentuk, emas batangan dinilai lebih unggul dibandingkan perhiasan.
“Perhiasan kurang direkomendasikan karena ada biaya pembuatan yang tinggi dan potongan saat menjual,” papar Wahyu. Bagi investor bermodal terbatas atau pemula, opsi tabungan emas atau emas batangan berukuran kecil menjadi pilihan yang lebih mudah dijangkau dan meminimalkan risiko.
Melihat prospek ke depan, Wahyu memperkirakan harga emas Antam berpotensi menembus Rp 2.200.000–Rp 2.250.000 per gram di akhir tahun ini. Prediksi ini dapat terwujud jika kombinasi kenaikan harga emas global dan pelemahan rupiah terjadi.
Namun, jika harga emas dunia melemah dan rupiah menguat, Wahyu memprediksi level bawah emas Antam akan berada di kisaran Rp 1.800.000–Rp 1.850.000 per gram.
Senada, Lukman Leong juga memperkirakan harga emas Antam akan bergerak di rentang Rp 2.157.000–Rp 2.197.000 per gram hingga akhir 2025.

