Manchester – Sorotan tajam mengarah ke trio penyerang anyar Liverpool, Alexander Isak, Florian Wirtz, dan Hugo Ekitike, usai The Reds dipermalukan Manchester City 3-0 dalam lanjutan Liga Inggris akhir pekan lalu.
Harga selangit yang dibayarkan Liverpool untuk ketiganya, mencapai lebih dari 7 triliun rupiah, berbanding terbalik dengan kontribusi minim yang mereka berikan di lapangan.
Liverpool memang jor-joran di awal musim dengan mendatangkan Isak dari Newcastle United (145 juta euro), Wirtz dari Bayer Leverkusen (125 juta euro), dan Ekitike dari Eintracht Frankfurt (95 juta euro).
Namun, trio mahal ini justru mandul dalam enam pertandingan terakhir Liga Inggris.
Gol terakhir yang dicetak salah satu dari mereka tercipta pada 20 September 2025, saat Ekitike membobol gawang Everton.
Sejak saat itu, puasa gol mereka di Premier League telah mencapai 601 menit.
Performa individu ketiganya pun jauh dari harapan.
Isak baru mencetak satu gol di semua kompetisi, itu pun di Piala Liga Inggris melawan tim non-Premier League.
Wirtz bahkan belum mencetak gol sama sekali dari 16 penampilannya bersama Liverpool.
Ekitike sedikit lebih baik dengan enam gol, tetapi hanya satu yang tercipta sejak Oktober.
Secara total, ketiganya baru menghasilkan tujuh gol. Jika dihitung dengan total biaya transfer, satu gol mereka bernilai sekitar Rp1 triliun.
Rentetan hasil buruk ini menambah tekanan bagi pelatih Liverpool, Arne Slot.
Kekalahan dari Manchester City merupakan kekalahan kelima dalam enam laga terakhir di Liga Inggris, membuat posisi mereka di papan atas semakin terancam.
“Rasanya kami sudah kalah terlalu banyak,” ujar Slot.
“Kami harus fokus pada upaya mendapatkan hasil demi hasil.”
Liverpool kini berada di peringkat kedelapan, terpaut empat poin dari Manchester City dan semakin jauh dari Arsenal di puncak klasemen.

