Lumajang -, Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, erupsi hebat pada 19 November 2025, memuntahkan kolom letusan setinggi 2.000 meter dan awan panas guguran sejauh tujuh kilometer. Kejadian ini mendorong peningkatan status Gunung Semeru menjadi Awas dan menyebabkan puluhan pendaki terjebak di Ranu Kumbolo serta ratusan warga terdampak harus dievakuasi ke tempat aman.
Kolom abu letusan teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal, menyebar ke arah utara dan barat laut. Awan panas guguran yang menyertai erupsi meluncur hingga tujuh kilometer dari puncak.
Sebanyak 60 pendaki dan 15 pemandu dilaporkan terjebak di kawasan Ranu Kumbolo, Gunung Semeru. Ranu Kumbolo merupakan danau kawah di ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut.
Meskipun kondisi mereka aman, Basarnas mengimbau para pendaki untuk segera turun. Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, menegaskan bahwa tim gabungan dari Basarnas, BNPB, BPBD, dan TNI-Polri telah bersiaga penuh untuk mengevakuasi seluruh pendaki.
Tiga desa di sekitar Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, turut terdampak langsung erupsi ini. BNPB mencatat Desa Supit Urang dan Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro, mengalami dampak letusan.
Peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Semeru dari Siaga menjadi Awas ini dipantau ketat oleh BNPB. Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, segera menginstruksikan jajarannya untuk merespons cepat, fokus pada penanganan korban, mitigasi kerusakan, dan pendirian pos pengungsian.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mencatat 957 warga harus mengungsi ke berbagai titik aman. Mereka tersebar di SD 04 Supiturang (sekitar 100 orang), Masjid Ar-Rahmah (sekitar 500 orang), SD Sumberurip 02 (sekitar 200 orang), dan Balai Desa Oro-oro Ombo.
Di Kecamatan Candipuro, pengungsi menempati rumah Kepala Desa Sumbermujur (sekitar 55 orang) dan kantor Kecamatan Candipuro (sekitar 101 orang), termasuk warga Dusun Sumbersari dan Gunung Sawur. Menanggapi situasi ini, Bupati Lumajang Indah Amperawati mengaktifkan pos komando dan menetapkan status tanggap darurat hingga 26 November 2025.
“Keselamatan warga adalah prioritas utama kami,” tegas Indah. “Evakuasi ini dilakukan agar setiap keluarga terlindungi, dan prosesnya sudah dirancang dengan aman dan tertib.”
Sementara itu, Kementerian Sosial bergerak cepat menyalurkan bantuan logistik senilai Rp 463 juta kepada warga terdampak. Bantuan ini difokuskan pada penyediaan perlindungan, hunian sementara, dan kebutuhan pangan bagi kelompok rentan.
Bantuan yang dikirim meliputi selimut, kasur, tenda keluarga dan serbaguna, tenda gulung, *family kit*, *kidware*, 1.000 paket makanan siap saji, dan 480 paket makanan anak. Kemensos juga mengaktifkan dapur umum lapangan di Balai Desa Sumberurip dan Kecamatan Candipuro, mampu memproduksi 1.300 porsi per hari untuk disalurkan dua kali sehari.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memastikan, “Kementerian Sosial memastikan seluruh warga terdampak erupsi Gunung Semeru mendapatkan perlindungan terbaik, tempat yang aman, dan pemenuhan kebutuhan dasar tanpa jeda.”

