Jakarta – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan penyaluran kredit baru perbankan akan melonjak signifikan pada akhir tahun 2025. Hasil survei perbankan terbaru BI, yang dirilis Selasa, 21 Oktober 2025, mengindikasikan peningkatan drastis tersebut, dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan penyaluran kredit baru Triwulan IV 2025 mencapai 96,40 persen.
Angka SBT 96,40 persen ini jauh lebih tinggi dibandingkan capaian pada triwulan sebelumnya, yang sebesar 82,33 persen. Peningkatan ini menunjukkan optimisme perbankan terhadap pertumbuhan kredit di kuartal terakhir tahun ini.
Prioritas utama responden perbankan dalam menyalurkan kredit baru pada Triwulan IV 2025 tetap fokus pada Kredit Modal Kerja, diikuti oleh Kredit Investasi, dan Kredit Konsumsi. Pola prioritas ini konsisten dengan periode sebelumnya.
Secara lebih rinci, dalam kategori Kredit Konsumsi, Kredit Pemilikan Rumah/Apartemen (KPR/KPA) diperkirakan masih menjadi prioritas utama. Selanjutnya diikuti oleh Kredit Multiguna dan Kredit Tanpa Agunan, mencerminkan dorongan pada sektor properti dan kebutuhan personal.
Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit baru pada Triwulan IV 2025 diprediksi terbesar pada sektor industri pengolahan. Sektor perdagangan besar dan eceran, serta sektor perantara keuangan juga masuk dalam daftar prioritas penyaluran kredit.
Kebijakan standar penyaluran kredit sendiri diperkirakan akan lebih longgar pada Triwulan IV 2025 dibandingkan triwulan sebelumnya. Ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) yang mencatat angka negatif 5,95.
Pelonggaran kebijakan tersebut meliputi aspek jangka waktu kredit, agunan, dan suku bunga kredit. Kebijakan yang lebih longgar ini berlaku khusus untuk jenis Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, dan Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Selain itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara kumulatif sejak awal tahun hingga Triwulan IV 2025 juga diramal meningkat. Nilai SBT sebesar 93,97 persen tercatat lebih tinggi dibandingkan Triwulan IV tahun sebelumnya yang mencapai 89,27 persen.
Pertumbuhan DPK ini terutama didorong oleh instrumen tabungan dan giro, yang diprakirakan tumbuh lebih tinggi pada Triwulan IV 2025. Masing-masing nilai SBT mencapai 97,65 persen dan 56,56 persen.
Sementara itu, instrumen deposito juga diproyeksikan tumbuh dengan SBT 44,20 persen pada Triwulan IV 2025. Meskipun demikian, angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan capaian Triwulan IV 2024 yang mencapai 88,79 persen.

